TEKNIK PENYADAPAN
Media-Unit-Tubu.
Teknik penyadapan yang baik harus memperhatikan kedalaman irisan.
Dalam hal ini kedalaman irisan akan memengaruhi jumlah pembuluh lateks yang
terpotong. Semakin banyak pembuluh lateks yang terpotong maka semakin banyak
lateks yang keluar. Tetapi ketebalan sadapan pun ada batasannya, yaitu 1-1.5 mm
dan 1-0,5 mm dari kambium. Selain kedalaman sadapan faktor waktu sadap sangat
mempengaruhi hasil lateks.
Waktu
sadap ini berkaitan dengan tekanan turgor. Tekanan turgor yang tepat untuk
penyadapan adalah 10-14 atm. Semakin siang waktu penyadapan, maka
tekananan turgornya akan semakin rendah. Dengan demikian hasil lateks
yang didapat pada tekanan turgor rendah sangat sedikit sebagai dampak penguapan
yang tinggi.(tekananan turgor = tekanan latex keluar saat pohon disadap).
Penyadapan
tanaman karet merupakan salah satu langkah penting dalam budidaya karet.
Pada
dasarnya penyadapan adalah kegiatan pemutusan atau pelukaan pembuluh lateks
sehingga lateks menetes keluar dari pembuluh lateks ke mangkuk penampung yang
dipasang pada batang karet.
Pembuluh
lateks yang terputus atau terluka tersebut akan pulih kembali seiring
berjalannya waktu, sehingga jika dilakukan penyadapan untuk kedua kalinya
tetap akan mengeluarkan lateks.
Dengan
demikian, diperlukan perencanaan yang matang dalam teknik penyadapan agar
menghasilkan lateks yang banyak.
Lateks
dibentuk dalam pembuluh lateks yang merupakan sel-sel hidup berdinding
elastis mengandung gula, protein dan garam mineral yang dapat menyimpan air
dari jaringan yang berada disekitarnya. Pengaliran lateks disebabkan karena
adanya tekanan dalam pembuluh lateks dan pergerakan cairan lateks akibat
perbedaan konsentrasi setelah pohon disadap.
Produksi
lateks yang diperoleh dari hasil penyadapan ditentukan oleh lamanya aliran dan
kecepatan biosintesis.
Sedangkan
biosintesis lateks itu sendiri ditentukan oleh bahan dasar pembentuk lateks
berupa sukrosa dan oleh aktivitas enzim yang berperan secara langsung, baik
pada tahap glikolisis maupun anabolisme partikel karet.
Penyadapan
karet harus memperhatikan kedalaman sadapan. Semakin dalam irisannya, semakin
banyak berkas pembuluh lateks yang terpotong.
Oleh
sebab itu, sebaiknya penyadapan dilakukan sedalam mungkin, tetapi tidak
boleh menyentuh lapisan kambium karena akan mengakibatkan kulit pilihan rusak
(benjol-benjol) sehingga berpengaruh pada produksi lateks.
Sedangkan
jika penyadapan terlalu dangkal menyebabkan berkas pembuluh lateks semakin
sedikit yang terpotong sehingga lateks yang diperoleh jumlahnya terbatas.
Menurut
hasil penelitian pada kedalaman kulit 0,5 mm dari lapisan kambium yang
mendekati kayu memiliki jumlah pembuluh lateks terbanyak, yaitu kurang lebih 80
lingkaran pembuluh lateks.
Sedangkan
ketebalan irisan yang dianjurkan adalah 1–1,5 mm dan kedalaman 1-0,5 mm dari lapisan
kambium, harus berhati-hati karena pada kedalaman kulit 1-0,5 mm (mendekati
kayu) sangat rawan terhadap kerusakan kambium dan akan berpengaruh terhadap
produksi selanjutnya.
Kondisi
fisiologis pembuluh lateks yang tepat untuk penyadapan adalah pada
tekanan turgor 10-14 atm. Segera setelah pohon disadap, tekanan turgor menurun
dan air dari sel-sel tetangga menembus dinding pembuluh lateks sehingga lateks
mengalir sepanjang irisan sadap. Lateks yang diperoleh dari penyadapan tidak
saja berasal dari pembuluh lateks yang terlukai tetapi merupakan kumpulan
lateks yang mengalir dari daerah aliran lateks.
Lamanya
aliran lateks ditentukan oleh besarnya tekanan turgor dalam pembuluh lateks dan
kecepatan koagulasi pada alur sadap.
Turgor
adalah tekanan pada dinding sel oleh isi sel. Banyak sedikitnya isi sel
berpengaruh pada besar kecilnya tekanan pada dinding sel.
Kandungan
osmotikum yang tinggi dalam lateks seperti sukrosa, kuebratikol, ion mineral
serta tersedianya air yang cukup merupakan kondisi ideal agar tekanan turgor
mencapai maksimum.
Kondisi
tersebut memungkinkan berlangsungnya aliran lateks yang cukup lama serta indeks
penyumbatan yang rendah sehingga produksi meningkat.
Beberapa
jam setelah pohon karet disadap aliran lateks akan terhenti. Berhentinya aliran
lateks disebabkan oleh adanya koagulasi partikel karet yang menyumbat luka
irisan sadap.(terjadinya pembekuan pada alur sadapan).
Bobot
karet kering paling tinggi diperoleh pada penyadapan pukul 04.45 yaitu sebanyak
24,19 g/ph/sadap. Semakin siang penyadapan yang dilakukan akan terjadi
pengurangan produksi.
Hal ini
terlihat pada penyadapan pukul 06.15,6.45 dan 07,15 masing-masing menghasilkan
bobot kering sebanyak 20.76, 16.47, 12.19 g/ph/sadap. Sedangkan pukul
07.45 sebanyak 11.57 g/ph/sadap.
Hasil
ini menjelaskan bahwa tekanan turgor akan semakin rendah dengan waktu yang
semakin siang. Dengan demikian hasil lateks yang didapat pada tekanan turgor
kecil sangat sedikit sebagai dampak penguapan yang tinggi.
Kesimpulan
dari hasil penelitian tersebut adalah, Sadap pada pagi/subuh akan menghasilkan
produksi lebih banyak/bagus dibanding sadapan diatas pukul 07.45 wib.
Bambang-H/2021/sdm@.