Media-Unit-Tubu
Penyakit ini merupakan penyakit fisiologis yang relative terselubung, karena secara morfologis tanaman tampak sehat, malah seringkali menampakkan pertumbuhan tajuk yang lebih baik dibandingkan tanaman normal, tetapi kulit tidak mengeluarkan lateks bila disadap. Proses sakitnya dapat menyebar.
KERING ALUR SADAP (KAS)
/ BROWN BAST BB) 3 Penyebab Ketidakseimbangan fisiologis dan penyadapan yang
berlebihan. Gejala.
a.
Tanaman tampak sehat dan pertumbuhan tajuk lebih baik
dibandingkan tanaman normal.
b.
Tidak keluar latek di sebagian alur sadap. Beberapa minggu
kemudian keseluruhan alur sadap ini kering dan tidak mengeluarkan lateks.
c.
Kekeringan menjalar sampai ke kaki gajah baru ke panel
sebelahnya.
d.
Bagian yang kering akan berubah warnanya menjadi cokelat
dan kadang-kadang terbentuk gum.
Pada gejala lanjut seluruh panel / kulit
bidang sadap kering dan pecah-pecah hingga mengelupas.
Dilakukan sadap tusuk di bawah bidang
sadap sampai ke bawah, apabila tidak keluar cairan latek berari sudah terserang
KAS
Keputusan.
a.
Segera dilakukan pengendalian bila sebagian alur sadap
mengalami kekeringan.
b.
Perlu waspada apabila lateks mulai encer
Pengendalian.
a.
Menurunkan intensitas penyadapan pada pohon/ kebun yang
telah mulai menunjuk-kan kekeringan alur sadap.
b.
Menghindari atau menurunkan intensitas penyadapan pada
musim gugur daun.
c.
Mencari batas yang terkena KAS dgn yg masih normal, dgn
cara menusuk kulit pada bidang sadap kearah vertikal.
d.
Kemudian buat alur isolasi sebagai pembatas antara yang
sakit KAS dan yang normal dgn menggunakan pisau sadap sampai kedalaman 1 mm dri
kambium.
e.
Kerok semua bagian yang sakit (menggunakan pisau sadap)
dengan kedalaman pengerokan 4 5 mm dari cambium.
e.
Bidang sadap yang mati dan kulit kering dipulihkan kembali
dengan pemberian formulasi oleokimia (Antico F-96, No. BB) dgn dosis ml / ph /
aplikasi
Aplikasi dilaksanakan 3 kali.
a.
Aplikasi pertama dilaksanakan setelah dikerok.
b.
Aplikasi kedua dilaksanakan sebulan setelah aplikasi
pertama
c.
Aplikasi ketiga dilaksanakan sebulan setelah aplikasi
kedua.
d. Satu sampai 3 minggu setelah pengolesan No BB / Antico
F-96, sebaiknya disemprot insektisida sebagai tindakan preventip dr serangan
hama bubuk.
e. Satu bulan setelah pengolesan No BB / Antico F 96 aplikasi
ketiga, pohon boleh disadap kembali dengan cara memindahkan panel sadap ke
bidang sadap yang lain, diutamakan ke kulit perawan.
f. Tanaman akan sembuh kembali setelah 1 1,5 tahun, bekas
bagian yang sakit boleh disadap lagi setelah pulihannya mencapai ketebalan 7
Cm.
g. Melakukan pemupukan yang teratur dan seimbang, kemudian
ditambah 160 gram KCl /pohon/tahun.
3.MOULDYR0T Penyebab Jamur Ceratocystis fimbriata PENYAKIT
MOULDY ROT 10.
Gejala.
a. Permukaan kulit pulihan dekat irisan sadap bercakbercak
yang apabila menyatu membentuk jalur yang berwarna hitam yang sedjadjar dengan
alur sadap.
b.Pada kondisi lembab, permukaan jalur sadap baru akan
ditumbuhi kapang seperti beledu keabu-abuan.
c. Kulit pulihan tidak terbentuk sempurna, berbenjolbenjol
karena rusaknya jaringan kayu dibawahnya.
d.Apabila lapisan dikerok, tampak bintik-bintik berwarna
coklat kehitaman.
e.
Serangan bisa meluas sampai ke kambium dan bagian kayu.
f. Pada serangan berat bagian yang sakit membusuk berwarna
hitam kecokelatan sehingga sangat mengganggu pemulihan kulit.
g. Bekas serangan membentuk cekungan berwarna hitam seperti
melilit sejajar alur sadap. Bekas bidang sadap bergelombang sehingga
menyulitkan penyadapan berikutnya atau tidak bisa lagi di sadap.
Pengendalian.
a.Di daerah yang beriklim basah atau rawan penyakit ini
diajurkan menanam klon resisten yang telah direkomendasikan.
b.
Pisau sadap diberi desinfektan sebelum digunakan.
c.
Menurunkan intensitas penyadapan atau menghentikan
penyadapan pada serangan berat, dan memberikan pupuk secara optimal, tujuannya
untuk menyehatkan tanaman.
d. Hindari torehan yang terlalu dalam pada saat penyadapan
agar kulit cepat pulih.
e. Tanaman yang sudah terserang dioles fungisida 5 cm di atas
irisan sadap sehari setelah penyadapan Interval pengolesan 1-2 minggu sekali
sampai tanaman kembali sehat, tujuannya mencegah meluasnya penyakit.
Penyebab.
Kanker Garis Jamur Phytophtora palmivora.
Gejala Penyakit Phytophtora faberi.
a.
Permukaan bidang sadap berbecak cekung dan berwarna putih.
Apabila kulit pulihan dikerok tampak garis2 vertikalyg berwarna coklat kehitaman.
b.
Permukaan bidang sadap menjadi luka berkayu yang merupakan
gabungan garis vertikal yang berkembang. Adakalanya garis2 tersebut
mengeluarkan lateks.
4.
KANKER GARIS
15 Faktor yang mempengaruhi penyakit.
a.
Kelembaban udara dan tanah yg tinggi khususnya dimusim
hujan.
b.
Kebun yg lembab karena jarak tanam yang rapat, pertumbuhan
gulma lebat, penyadapan sering dan/ atau dekat permukaan tanah terutama di
musim hujan sangat berpengaruh thd perkembangan penyakit.
c.
Klon klon yang rentan terhadap penyakit ini antara lain ;
AVROS 2037 DAN PB 217.
Pengendalian Penyakit.
a.Menanam karet dgn jarak tanam yang normal, membuat atau
memperbaiki saluran pembuangan air, berantas gulma secara optimal. Tujuannya
mengurangi kelembaban dlm rangka menghambat perkembangan penyakit.
b.
Menggunakan pisau sadap yang sebelumnya dicelupkan kedalam
larutan didinfektan atau fungisida, mencegah penyadapan dari areal sakit ke
areal sehat dan tidak menyadap dekat permukaan tanah terutama di musim hujan.
Tujuannya untuk menghambat penularan penyakit.
c. Mengurangi intensitas/frekuensi penyadapan dan memberikan
pupuk secara optimal/ekstra. Tujuannya menyehatkan tanaman sehingga tidak mudah
sakit.
d.
Tidak menanam klon-klon yang rentan didaerah rawan penyakit
bidang sadap kanker garis. Tujuannya ialah meniadakan penyakit.
e.
Melumaskan fungisida dengan kuas selebar 5-10 cm diatas dan
dibawah, dan disepanjang alur sadap, dengan interval 7 10 hari sewaktu bukan
hari sadap. Tujuannya ialah mencegah meluasnya penyakit.